DaerahNasional

Langkah Strategis Kilang Balongan Dengan Adanya SPM 3.500 DWT

6
×

Langkah Strategis Kilang Balongan Dengan Adanya SPM 3.500 DWT

Share this article
Kilang Balongan

INDRAMAYU, Infojabar.co.id | Dengan keberadaan Kilang Pertamina Balongan yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat, sangat penting dalam mendukung roda perekonomian bangsa karena tugas dan tanggung jawabnya dalam memproduksi dan menyuplai kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Ibu Kota Negara, Jakarta, dan wilayah di sekitarnya, yakni sebagian besar Jawa Barat dan Banten.

Kelancaran operasional Kilang Balongan tidak terlepas dari seluruh fasilitas peralatan yang dimiliki dapat beroperasi dengan baik dan terawat secara berkala. Salah satunya adalah fasilitas yang berada di perairan atau di laut bernama Single Point Mooring (SPM).

SPM ini dibutuhkan sebagai sarana utama dalam supply feed kilang seperti Naptha dan Crude Oil (minyak mentah) untuk diolah menjadi menjadi produk BBM. Saat ini, Kilang Balongan memiliki 3 (tiga) SPM, di antaranya SPM 17.500 DWT, SPM 35.000 DWT, dan SPM 165.000 DWT.

General Manager PT KPI RU VI Balongan, Yulianto Triwibowo, menerangkan bahwa fasilitas SPM yang berlokasi di tengah laut ini tingkat urgensinya sangat tinggi, mengingat 70 % kebutuhan feed atau bahan baku berupa Naptha yang akan diolah di unit NPU Kilang Pertamina Balongan dikirim melalui kapal dan ditransfer ke tanki darat melalui sarana SPM 35.000 DWT.

“90% Minyak mentah yang akan diolah di Kilang Balongan pun dikirim melalui laut dengan transportasi Kapal Tanker. Minyak Mentah akan disalurkan melalui SPM 165.000 DWT dari kapal menuju tanki darat yang selanjutnya diolah di unit CDU, sehingga bisa dipastikan tanpa Fasilitas SPM maka tidak ada supply feed ke kilang,” terang Yulianto.

Pentingnya keberadaan SPM ini juga dipaparkan Manager Refinery Business Operation (RBO) PT KPI RU VI Balongan, Astri Agustiana Sari. Dijelaskan Astri, Kilang Balongan dapat melakukan diversifikasi produk Diesel menjadi produk Diesel-X dengan kandungan Sulfur 10 ppm yang telah dilakukan lifting Perdana pada bulan Februari 2025 ke PT Freeport Indonesia melalui SPM 17,500 DWT. Selain itu, bahan komponen blending Mogas untuk produk Pertalite yang dikirim dari TPPI Tuban juga disupply melalui laut dan ditransfer dari kapal ke kilang melalui sarana SPM 35.000 DWT.

“Bahkan jika diperlukan, SPM 35.000 DWT ini juga dimanfaatkan sebagai sarana loading produk Mogas seperti HOMC dan Pertamax, jadi SPM ini penting untuk kelancaran bisnis operasional kilang dan distribusi produk jadi kilang,” tegas Astri.

 

*Relokasi SPM 35.000 DWT dan Upaya Menjaga Ketahanan Energi Nasional*Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan bisnis Pertamina Group, SPM 35.000 DWT saat ini posisinya telah direlokasi ke titik baru. Hal ini dilakukan dikarenakan titik SPM 35.000 sebelumnya berdekatan dengan rencana Pembangunan anjungan lapangan OO-OX milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Relokasi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Penelaahan Kajian Risiko Pembangunan Platform/Anjungan Minyak dan Gas Lepas Pantai Milik PT PHE ONWJ sekaligus bentuk kepatuhan Kilang Balongan terhadap regulasi Daerah Terbatas Dan Terlarang (DTT) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dimana diperlukan jarak aman dan selamat untuk setiap fasilitas migas di offshore.

Relokasi SPM 35.000 ini menjadi bentuk dukungan Kilang Balongan sekaligus perwujudan Sinergi Pertamina Group dalam upaya meningkatkan lifting migas produksi nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui pengembangan lapangan-lapangan baru.

General Manager Project Balongan, Muhammad Ramdhan menyampaikan, proyek relokasi SPM 35.000 DWT pada periode Oktober 2024 – Agustus 2025 berjalan lancar dengan kolaborasi dan sinergi antara Project Balongan dan Kilang Balongan bersama dengan Kontraktor.

“Koordinasi, komunikasi, dan juga persiapan yang intensif dan komprehensif terus dilakukan, hasil pelaksanaan proyek zero fatality, zero pollution tanpa mengesampingkan kualitas hasil pekerjaan menjadi target yang telah dicapai sesuai dengan Visi Misi PT Kilang Pertamina Internasional dalam pelaksanaan proyek” terang Ramdhan.

Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI RU VI Balongan Mohamad Zulkifli turut menerangkan bahwa selama proses proyek ini keterlibatan dengan Masyarakat serta Instansi-instansi terkait tetap dikedepankan termasuk operasional kilang yang berjalan dengan aman dan lancar.

“Selama proses pengerjaan, sosialisasi telah dilakukan kepada masyarakat sekitar, termasuk kepada instansi perhubungan laut, begitu juga kilang tetap beroperasi dengan aman dan lancar tanpa kendala operasional,” terang Zulkifli, Rabu (10/9/2025).

Melalui langkah strategis merelokasi SPM 35.000, Kilang Balongan berpeluang mendapatkan jaminan supply natural gas yang berasal dari produksi migas di lapangan baru PT PHE ONWJ (Anjungan OO-OX) sehingga operasional PT KPI dapat beroperasi dengan optimum. Selain itu, dengan adanya tambahan sumber natural gas, maka akan memberikan peluang bagi PT KPI untuk harga yang lebih kompetitif dari supplier lain.

Relokasi SPM 35.000 telah menegaskan komitmen Kilang Balongan dalam memberikan kontribusi terbaik untuk menjaga ketahanan energi nasional melalui peranan aktifnya mendukung program Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo, khususnya poin kedua yaitu mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *